TANGGAP DARURAT SULTENG 

Momen Gempa dan Tsunami Bisa Bangun Solidaritas Anak Muda di Komunitas Adat

Oleh; Moh Jumri*

AMAN – Gempa bumi dan tsunami yang terjadi di Palu dan Donggala Sulawesi Tengah menyebabkan ratusan orang meninggal dunia. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat korban jiwa akibat bencana pada Jumat (28/9) sore itu, sekitar 832 orang.

“Untuk data sementara sudah ada 832 orang meninggal dunia,” kata Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho kepadaJPNN, Minggu (30/9). Bahkan Sutopo memerinci, ada 831 korban tewas yang ditemukan di Palu. Sedangkan untuk korban jiwa di Donggala ada 11 orang.

Menurut Sutopo, jumlah korban kemungkinan masih akan terus bertambah. Sebab, proses pencarian korban dan evakuasi masih berjalan.

Sementara itu, saat ditemui Infokom Gaung AMAN di sekertariat Posko Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) untuk korban gempa dan bencana tsunami di Jalan Banteng, Palu, Sulawesi Tengah, Sabtu (3/11) sekira pukul 17.00 WITA. Kondisi posko tim tanggap darurat yang didirikan Pengurus Besar Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) dan dibantu oleh Organisasi sayapnya yaitu Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN), para relawan sedang berkumpul mengikuti rapat untuk mealakukan pendataan di komunitas-komunitas adat yang tergabung dengan AMAN.  mereka membentuk tim untuk melakukan pendataan korban yang terena dampak gempa, dalam pendataan tersebut juga mereka sekalian melakukan pendistribusian logistik.

Dari pantauan Gaung AMAN di Posko tim tanggap darurat AMAN, Ada sekitar 30 orang anak muda dari BPAN yang ikut berpartisipasi dalam tim tanggap darurat, hanya saja mereka yang terlibat harus diarahkan dan didampingi oleh tim yang dibentuk PB AMAN dan BPAN.

Setelah melakukan pendataan dan pendistribusian logistik, setiap malam harinya anak muda melakukan diskusi sambil memainkan musik, hal itu mereka lakukan untuk menghibur dirinya karena telah melakukan aktifitas seharian yang mengunjungi-komunitas-komunitas adat di Sulawesi Tengah. Mereka berharap dengan bantuan yang diberikan itu, bisa bermanfaat bagi warga yang terkena gempa.

Informasi dari tim tanggap darurat, bahwa ada sekitar 70 komunitas adat pada saat itu yang akan dikunjungi untuk dilakukan pendataan akibat dampak gempa dan tsunami. Rencananya mereka yang telah didata akan menerima bantuan sesuai kebutuhan dasar mereka. Bantuan tersebut yang akan disalurkan diantaranya, obat-obatan, selimut, beras, pakaian, minyak goreng, bum-bu dapur, kebutuhan bayi, pembalut dan lainya.

Samsudin yang merupakan koordinator tim tanggap darurat dari Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) Wilayah Sulawesi Tengah mengaku sangat berterima kasih kepada PB AMAN dan BPAN atau pihak lain yang ikut membantu dalam pembentukan posko bencana untuk komunitas adat yang ada di Sulteng. Menurut Samsudin posko itu sangat bermanfaat bagi komunitas adat yang terkena dampak gempa dan tsunami. Selama proses pendataan, Dikatakan Samsudin tidak hanya dari pengurus AMAN yang membantu, akan tetapi banyak anak-anak muda di lima Kabupaten ikut terlibat membantu, Lima Kabupaten tersebut diantaranya yaitu, Kabupaten Poso, Parigi Moutung, Parimo, Sigi, Dogala, dan Palu. mereka selalu berkumpul di posko setiap malam hari.

“Kalau saya agendakan untuk kumpul membahas pemulihan gempa dan tsunami di komunitas adat, alhamdulilah mereka datang karena menurut mereka ini bicara kemanusiaan,”ujar Samsudin yang biasa disapa Samsul..

Dijelaskan Samsul bahwa pendirian posko tanggap darurat itu dilakukan seminggu setelah bencana gempa dan tsunami, menurut Samsul posko akan tetap ada selama kondisi di komunitas adat yang terkena dampak gempa belum pulih. “Kita akan tetap dirikan posko tanggap darurat ini selama warga di komunitas belum bisa beraktifitas seperti biasanya ,”terangnya.

Diakui Samsudin, selama proses pendataan dan pemulihan kita masih kesulitan menjangkau komunitas-komunitas adat yang kondisi jalannya belum bisa dilalui oleh mobil bak, karenapada saat pendistribusian logistik harus menggunakan mobil bak. “Kita kesulitan dengan kondisi jalan yang masih belum pulih benar,”keluhnya.

Selain itu, Samsudin juga mengatakan bahwa dirinya sangat berterimakasih kepada kawan-kawan dari Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN) yang ada di daerah lain,sperti dari Pengurus Nasional BPAN, BPAN Kalimantan, Minahasa, Bengkulu, Sumatera, Lombok, dan BPAN Papua serta beberapa individu atau lembaga yang telah berkontribusi. Samsul mengklaim bahwa berkat dukungan logistik dan solidaritas dari mereka lah posko ini ada. Ia jugamengajak anak sekolah dan mahasiswa yang berasal dari komunitas adat untuk ikut terlibat dalam melakukan solidaritas untuk korban gempa dan tsunami.

Pada malam Jumat, (6/11) Samsul berinisiatif mengajak puluhan anak muda yang terdiri dari pelaja SMA dan Mahasiswa untuk diskusi dengan posisi melingkar dan ngopi bersama di Ceffe Kemang. Anak-anak muda yang hadir itu berasal dari Lima Kabupaten, Lima Kabupaten tersebut iyaitu, Kabupaten, Palu, Parigi Mountung, Parimo, Sigi, Donggala dan Kabupaten Palu. Mereka juga menyatakan komitemennya untuk ikut terlibat di Posko bencana yang dibentuk oleh AMAN dan BPAN. Selain itu, dipertemuan tersebut juga membangun kesepahaman tentang bagai mana anak muda di Komunitas Adat ikut aktif dalam setiap kegiatan AMAN.

*) Penulis adalah Ketua Barisan Pemuda Adat Nusantara (BPAN)

Related posts

Leave a Comment